Label

Selasa, 21 Mei 2013

Rasa Syukur

Manusia itu dilahirkan ke bumi engga dengan keadaan yang sama, derajat yang sama, pribadi yang sama, dll. Manusia dilahirkan dibumi ada yang kaya ada yang miskin, ada yang baik ada yang jahat, ada yang putih ada yang hitam, ada yang cantik/tampan ada yang jelek, dll. Semua itu tentu ada tujuannya, yaitu mengukur seberapa besar rasa syukur seorang manusia itu sendiri atas apa yang ia miliki dan yang ia jalani serta mengukur seberapa besar manusia itu mau berikhtiar dan berdoa untuk menjadi manusia yang lebih baik dari saat ini.

Terkadang manusia masih saja tidak menerima bahwa dirinya terlahir menjadi orang yang serba kekurangan. Baginya orang lain terlahir lebih beruntung dari pada dirinya, yaitu terlahir dengan wajah yang cantik/tampan, terlahir dengan harta yang lebih dari cukup, terlahir dengan pribadi yang baik dan disukai banyak orang. Saya pun terkadang merasa demikian. Tapi rasa iri itu manusiawi bukan?

Ya rasa iri itu memang manusiawi asalkan tidak berlebihan dan tidak membuat jiwa kita menjadi buta. Terkadang karena rasa iri manusia akan menghalalkan segala cara untuk memuaskan rasa irinya itu. Maka dari itu dalam agama apapun rasa iri itu harus dihindari. Kita tidak bisa terus melihat keatas dimana rasa iri itu akan semakin menggunung, tapi llihatlah kebawah dimana rasa syukur akan tumbuh dan mententramkan jiwa.

Saya sebagai salah satu manusia yang disebut diatas juga selalu berusaha mengubur dalam dalam rasa iri dan berusaha menumbuhkan rasa syukur. Belajar mensyukuri apa yang kita miliki sampai saat ini, bersyukur atas apa yang Tuhan percayakan pada kita, bersyukur bahwa kta masih dilindungi dari jahatnya rasa iri.

Semoga Allah selalu memenuhi hati kita dengan rasa syukur ya readers. Aamiin aamiin ya rabal'aalamiin :')

Kamis, 09 Mei 2013

Bimbang

Mungkin benar apa yang pepatah bilang "dalamnya lautan masih bisa dikira tapi dalamnya hati siapa yang menduga" , karena sampai saat ini saya masih tidak bisa menduga isi hati seseorang yang saya kenal.
Sudah lebih dari setengah tahun saya mengenalnya tetapi sampai saat ini saya masih bertanya-tanya apa yang sebenar-benarnya ada dihatinya. Dia selalu mengatakan hal-hal yang indah tetapi saya tidak tau apakah itu yang sesungguhnya?

Bukan hanya dia sebenarnya semua orang pun saya tidak tau apa yang ada didalam hati mereka yang sesungguhnya, karena saya terkadang merasa tertipu oleh beberapa diantara mereka.

Setiap waktu yang sudah terlewat selalu dihiasi oleh dia dan mereka, tidak terlewat sedikit pun. Saya berusaha memasuki hati mereka, mencari tau isi hati yang sesungguhnya tetapi ternyata itu sulit dan sangat tidak mudah. Seberapa lama kehidupan dihabiskan dengan dia atau mereka, tidak menjamin isi hati mereka akan kita ketahui.

Bimbang? Ya pasti akan kita rasakan, karena lelah yang mengundang bimbang. Lelah dengan usaha yang tidak pernah mendapatkan hasil, lelah karena entah sampai kapan isi hati itu akan ditemukan, lelah jika harus terus bertanya "apakah yang ada didalam hatimu sesungguhnya?"

Tidak mungkin isi hati itu akan keluar dengan sendirinya dan tidak mungkin isi hati itu akan sepenuhnya keluar, karena sampai kapanpun mungkn hati akan tetap menyimpan rahasianya sendiri meski sekecil apapun itu.